Minggu, 31 Januari 2016

Rindu~

Sepi ini membuat rasa rinduku membuncah ditambah lagu yang ku putar membuat rasa rindu yang sudah sesak di relung dada meletup-letup tak karuan. Rindu memang menjadi salah satu bukti betapa kuatnya ikatan cinta kita. Namun, sejauh ini aku tak pernah merasa rindu membuat ku bahagia. Tak bisa melihat dan merengkuhmu setiap waktu menjadi tantangan yang setiap hari harus ku lalui.

Kita mengikat janji, bahwa jarak ini tak akan mengalahkan kita. Kesepakatan yang kita buat bersama adalah komitmen yang harus dijalani semaksimal mungkin. Walau harus merasakan sesak pilu, walau kehampaan kerap datang bertandang menyapa hari hari.. tapi percayalah hati ini tidak kosong, namamu tetap indah terukir disana.

Kini aku rela menantimu kembali. Berharap segera mengisi rongga jemari yang sempat kamu tinggalkan. Serta kecupanmu di keningku di akhir hari selalu jadi yang dinanti. Setidaknya harapan ini menjadi alasan kekuatan ku untuk menunggu mu pulang.

Berjanjialah untuk tidak mengutuk ketidakberdayaan ini, karena setidaknya ada sebongkah rindu yang hangat untukmu. Berjanjilah, kamu akan terus ada, berjanjilah kita akan terus berjuang bersama, walau kisah kita pelik, sulit dimengerti, walau didepan sana ada jurang menganga, berjanjilah untuk tidak melepas tanganku.

Semoga kamu baik-baik saja disana. Dalam rindu, doa ku akan terus mengalir...

Rabu, 30 Desember 2015

Untuk mu yg menyebut Tuhan dengan nama berbeda

Kita berdua adalah manusia biasa yg minim kuasa. Apalagi soal perasaan & cinta. Setelah sebuah perkenalan yg tak disangka-sangka, aku tak pernah sengaja mengijinkan diriku jatuh cinta.

Kita memang pasangan yg dekat jaraknya, tapi berbeda rumah keyakinan. Aku dan kamupun masih gak tau seperti apa hubungan ini sebenarnya.

Jika bisa, mau rasanya ku tawarkan tempat duduk di depanku ini. Ingin ku genggam tangan mu erat-erat dan kutatap kamu lekat-lekat sambil kucurahkan beberapa pertanyaan yg selama ini membuat leherku tercekat,

"Apakah bersamaku, kamu merasa keliru? Apa kamu mulai setuju, bahwa perbedaan tak akan pernah mengijinkan kita bersatu? Atau kah keyakinanmu masih sebesar dulu, saat kita baru bertemu?"

Diakhir sujud atau dipenghujung doa yg kurapal sering ku sisipkan percakapan dengan Tuhan..

"Ah Tuhan, kenapa Kau pertemukan aku dengan dia? Kenapa tak Kau kenalkan aku pada selain nya, yg bisa diajak ibadah bersama? Bukan kah Kau Maha Berkuasa atas diriku seutuhnya?
Ya tuhan.. jika memang dia (kusebut nama lengkapmu) jodohku, tolong dekatkan. Kalau bukan, tolong jodohkan. Kalau kami tak berjodoh, tolong jadikan kami jodoh"

Terlihat sangat memaksa doaku itu. Cinta memang membuat lebih ringan mendoakan seseorang. Hanya saja satu yg perlu dipegang erat, seharusnya tak perlu berlebihan mendoakan. Karena bersama atau tidaknya nanti, tetap ada rasa percaya dihatiku.

Hingga akhirnya doaku berubah sedikit ketika menulis ini..

"Ya Tuhan, terimakasih kau telah memberikan kesempatan pada kami menjalani hubungan yg indah ini.
Ya Tuhan, dihadapanmu pernah berlutut dua orang yg saling mencintai satu sama lain. Kami yg pernah berjanji tidak akan melepaskan hingga Kau menghendakinya.
Persatukanlah kami dan jadikanlah kami pasangan. Jika kau tidak berkenan mempersatukan kami, rencanakanlah sesuatu yg dapat kami kenang. Aamiin"

Kali ini ijinkan aku duduk disampingmu sayang.. ijinkan aku mengucapkan terimakasih atas kehadiranmu dalam hidupku. Dan mari berterimakasih pada Tuhan yg kita sembah dengan cara yg berbeda. Kita pantas berbangga karena dari miliaran orang diluar sana, kita terpilih melakoni cerita cinta yg tak biasa.

Bahagia lah karena hangatnya hubungan yang kita jalani berhasil melampaui perbedaan.Tersenyum lah karena apa yang kita yakini memberi warna tersendiri bagi kehidupan.


Dari aku,

Pasangan beda agama yg pernah jadi kesayanganmu

Senin, 13 April 2015

Dear Future Husband

Untuk, suamiku kelak di esok hari.

Surat ini aku tulis bertahun-tahun lalu sebelum mengikat sumpah suci denganmu.
Mungkin sebelum bertemu denganmu, mungkin sudah.
Mungkin sudah kenal denganmu, mungkin belum.

Sepiring rindu, secangkir cinta, semangkuk setia, dan setoples bahagia semoga cukup untuk menemanimu setiap harinya.
Jika kau membaca ini di awal-awal pernikahan kita, maka ketahuilah angan dan harapanku ini. Jika kau membacanya lama setelah kita menikah, semoga kita ‘sedang’ mewujudkan harapan-harapan ini.

Dulu aku selalu ingin rumahku mewah dan megah, tapi kini, aku hanya ingin rumah klasik yang sederhana. Yang di dalamnya terasa hangat karena bertabur cinta dan canda tawa.
Aku yang akan membuatkan sarapan pagi untukmu dan anak-anak. Secangkir teh atau kopi dan sepiring makanan semoga cukup mengganjal perutmu untuk beraktivitas dan bekerja. Segelas susu dan sepiring makanan untuk anak-anak, semoga cukup untuk mengganjal perut di sekolah. Tak lupa bekal dan air minum, supaya lebih hemat dan sehat.

Mungkin aku akan menjadi ibu rumah tangga, atau wanita karier. Tapi semoga kesibukanku tidak mengganggu hubungan kita dan anak-anak. Semoga aku selalu sempat sekedar hanya untuk menyiapkan makan siang/makan malam untuk kalian, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Kita akan menjalani pengalaman sehari-hari itu dengan cinta, bahagia, dan berlandaskan rasa tulus dan ikhlas.
Semoga kerikil-kerikil yang mengganggu sepanjang perjalanan ini tak menyurutkan langkah kita untuk lbersama hingga akhir. Semoga badai masalah ini senantiasa menguatkan kita untuk lebih saling percaya. Dan semoga, kita bisa menjadi orangtua yang baik dan tidak gagal di tengah jalan. Ingat, usia emas yaitu 0-5 tahun, anak-anak lebih butuh berhubungan dan berkomunikasi dengan ayahnya. Ku doakan kau selalu menjadi ayah, suami, dan anak yang baik.❤
Maka, jika aku lupa akan angan dan impian ini, tugasmulah mengingatkannya..

Dari aku,
Teman hidupmu

Priaku dan Aku yang Mencintainya

Teruntuk priaku penarik grafitasi dari semua cinta dan cerita..

Terimakasih untuk pengobat rinduku dihari lalu mas, bertemu denganmu adalah salah satu penyemangat hidup yang paling aku tunggu, tapi sesudahnya hanya ada rindu yang kian terpupuk dan menumpuk sehingga aku akan semakin sering merecokimu untuk bertemu. hahaha

Mas, tak pernah ada tanya tentang apa itu kesetiaan. Karna aku percaya, dimanapun kamu tak akan mungkin menghianati cinta yang terbangun sekian lama dan akan lebih lama lagi. Aku tahu mas sewaktu-waktu cinta tentu akan hilang dan terganti dengan rutinitas yang memaksa kita tetap bersama.

Namun kamu harus mengingat, nanti pada saatnya hanya akan ada aku-aku melulu dalam pagi dan malammu, mungkin tak selalu manis. Ada pahit yang harus ditenggak atau asin yang mesti kau kecap. Tapi percayalah aku inilah yang tak pernah mengeluh meski kamu tak selalu ada menyeluruh.

Maka mas, jangan pernah bosan. Jika nanti saatnya cinta itu hilang tolong bicaralah, aku tak akan mengubah diriku seperti maumu tapi aku akan menunjukan bahwa inilah aku dan aku adalah apa yang pantas untuk tetap ada di sampingmu sampai tua menjemput kita dengan seksama.

Selasa, 17 Februari 2015

Untuk Lelaki-ku, Aku Menyayangimu

Selamat pagi Tuan pemberi lengkung senyum baru untukku.

Selamat membaca Tuan yang baik hati yang menghadiahiku warna merah di pipiku sekarang ini.

Aku bahagia memilikimu. Aku terlalu bahagia Tuan,seperti anak bocah yang berlari mengejar kertas melayang.

Kamu terlalu istimewa untukku,cintamu terkesan sederhana namun terasa amat mewah.
Terimakasih Tuan,tak pernah kau mengingkari janjimu.Tak pernah kau merubah rasa cintamu.Tak pernah sekalipun kau menjadikanku kerdil dihadapanmu,walau tinggi tubuhmu jauh dari tinggi tubuhku.

Kau tak pernah berlari dariku,kau selalu tahu tempat dan jalan menujuku. Bahkan,saat aku tersesat pun kau yang lebih duluh menemukanku dan memelukku penuh dengan rasa kasih sayang.
Aku menyayangi Tuan,menyayangimu selalu. Sungguh.

Hanya kamu Tuan yang mengerti inginku, yang tahu mauku,yang paham perasaanku.

Hanya kamu.

Aku menyayangi mu dari tempatku berada,terimakasih untuk tiap kecup dan peluk yang menjadikanku teristimewa.

Terimakasih untuk waktunya juga doa nya. Terimakasih untuk selalu menjadi penyemangatku.

With love, Apipeh-mu

Minggu, 15 Februari 2015

Thanks for loving me :)

Ah, ini kah yang disebut hari Valentine? Apa itu? Aku tau jawabannya. Tapi buatku tak lagi berarti.
....karena setiap hari adalah hari kasih sayang buatku.
....karena setiap hari aku merasa istimewa.
....karena setiap hari aku bahagia.
....karena setiap hari ia selalu ada.
....karena setiap hari aku merasa dicinta.
....karena setiap hari pun aku juga selalu mencinta.
....karena setiap hari aku lah wanitanya.
....karena setiap hari lelakiku adalah ia.

Teruntuk laki-laki setiap hariku itu, Terimakasih.
Setiap hari, 24 jam berputar berulang. aku merasa dicintai mu dengan sederhana, tapi luarbiasa.

Jutaan deretan kata-kataku terkunci begitu saja, ketika aku diharuskan menulis surat ini.
Aku lebih pandai menyimpan kata sayangku, karena aku hanya mau kamu yang mendengarnya.

Tenang sayang, aku masih disini, selalu disini, dan akan terus disini.
Sampai ucapan berani itu keluar dari bibirmu, janji suci di hadapan waliku dan al Quran sebagai alas janjinya.

Sekencang apapun badai menggertakkan ruang kecil milik kita berdua, aku tetap akan berada didalamnya, aku akan tetap duduk manis berhadapan denganmu
untuk bicara hangat.
Meskipun diluar sana angin begitu kencang mengetuk-ngetuk jendela ruang kita, kita akan tetap tertawa manis didalamnya, bukan?

Aku tidak pernah memintamu datang dulu kepada Tuhanku.
Hanya saja setiap hari aku sering menyelipkan keinginan untuk memiliki laki-laki sepertimu didalam obrolan sehari-hariku.
Meskipun itu tidak sadar, secara tidak langsung ternyata itu berupa doaku yang aku haturkan untuk Tuhanku.
Dan Ia mendengarnya.
Dan doaku seperti sepeda, pelan-pelan mengantarkanku menuju tujuan.
Tujuan yang sering aku ucap.
Betapa semesta bekerja dengan caranya yang tidak tertebak.
Betapa alam menyusun daftar indah yang tidak pernah kita rangkai sebelumnya.

Aku tidak ingin banyak bicara disini. Karena untuk apa banyak menulis, kalau bungkusan dari banyak kalimat
itu intinya adalah; aku cinta kamu.

dengan apapun kekurangan dan kebodohanmu yang masih jauh dari sempurna, aku mencintaimu dengan dalam.

Dengan apapun konyolmu dan hal yang ditertawakan orang darimu, aku mencintamu dengan utuh.

Tanpa potongan apapun, tanpa diskon berapapun, mencintaimu adalah harga pas. Tidak perlu ditawar bukan? Tidak.

Kita saling berpeluk melalui doa, melalui cara kita meminta untuk hal yang sama.

Kita saling berujar sayang melalui rapalan dzikir, dengan jari yang sama sama memutar tasbih, dan ikut menyebut nama masing-masing dalam hati.

Kita saling berdiskusi diatas sajadah, dengan intonasi bisik yang tidak sama.

Apapun caranya, kita menyebut satu tujuan yang sama di hadapanNya.
Maka, semoga Ia mengaminkan pada waktunya.

Terimakasih Tuhan, untuk bingkisan unikmu yang aku genggam saat ini. Jadikan aku bingkisan nya pula yang selalu ia jaga.

Halo sayang, aku mencintaimu sebagai teman, musuh, sahabat, saudara, keluarga, dan dalam bentuk apapun.
Terimakasih sudah berhasil menjadi apapun, terimakasih untuk menjadi mikroba kecil yang sudah meracuni semua syaraf dalam tubuh.

I love you,

Sabtu, 14 Februari 2015

Allah knows how much i love you♡

Teruntuk kamu...

Sebuah surat cinta kutujukan untukmu….

Hari ini tanggal 14 februrari 2015….
Berbicara tentang 14 februari yang dikenal banyak orang sebagai hari kasih sayang…

Sayangku…. Aku tidak mengamini hari ini sebagai hari yang patut dirayakan…
Dan aku juga tidak menyalahkan banyak orang diluar sana yang meyakini ini sebagai hari kasih sayang….
Biarlah… waktu membuat semua semakin mendewasa….

Kelak waktu akan menghadirkan banyak pengertian tentang hal ini….
Bahwa cinta tidak hanya cukup dirayakan satu hari…

Layaknya aku,
Mendewasa, merasakan cinta yang hadir dalam setiap hembusan nafas…
Aku tidak pernah bosan membisikan kata cinta ditelingamu , lalu diiringi oleh balasan senyumu yang khas , lalu tertawa bersama…

Tuhan tahu bahwa kita selalu saling mencintai tidak berbatas waktu….

Maka dari itu…
Berjuanglah , setidaknya memohon kepada tuhan agar selalu menjaga cinta diantara kita…
Serta memudahkan apa yang sudah, sedang dan akan selalu kita ikhtiarkan bersama…
Aamiin…

Tidak apa lah ya kalau diujung suratku ini aku bilang lagi bahwa aku sayang sama kamu…
Semoga kamu pun demikian…
God knows how much I love you….

Ditulis dengan penuh cinta oleh @afifahnafisah

Nb: kita tidak lagi merayakan 14 februari….
Tapi kita mensyukuri tiap detik dalam hidup ini untuk saling menghargai dan mencintai..
Sekiranya begitu. I love you….