Senin, 13 April 2015

Dear Future Husband

Untuk, suamiku kelak di esok hari.

Surat ini aku tulis bertahun-tahun lalu sebelum mengikat sumpah suci denganmu.
Mungkin sebelum bertemu denganmu, mungkin sudah.
Mungkin sudah kenal denganmu, mungkin belum.

Sepiring rindu, secangkir cinta, semangkuk setia, dan setoples bahagia semoga cukup untuk menemanimu setiap harinya.
Jika kau membaca ini di awal-awal pernikahan kita, maka ketahuilah angan dan harapanku ini. Jika kau membacanya lama setelah kita menikah, semoga kita ‘sedang’ mewujudkan harapan-harapan ini.

Dulu aku selalu ingin rumahku mewah dan megah, tapi kini, aku hanya ingin rumah klasik yang sederhana. Yang di dalamnya terasa hangat karena bertabur cinta dan canda tawa.
Aku yang akan membuatkan sarapan pagi untukmu dan anak-anak. Secangkir teh atau kopi dan sepiring makanan semoga cukup mengganjal perutmu untuk beraktivitas dan bekerja. Segelas susu dan sepiring makanan untuk anak-anak, semoga cukup untuk mengganjal perut di sekolah. Tak lupa bekal dan air minum, supaya lebih hemat dan sehat.

Mungkin aku akan menjadi ibu rumah tangga, atau wanita karier. Tapi semoga kesibukanku tidak mengganggu hubungan kita dan anak-anak. Semoga aku selalu sempat sekedar hanya untuk menyiapkan makan siang/makan malam untuk kalian, dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Kita akan menjalani pengalaman sehari-hari itu dengan cinta, bahagia, dan berlandaskan rasa tulus dan ikhlas.
Semoga kerikil-kerikil yang mengganggu sepanjang perjalanan ini tak menyurutkan langkah kita untuk lbersama hingga akhir. Semoga badai masalah ini senantiasa menguatkan kita untuk lebih saling percaya. Dan semoga, kita bisa menjadi orangtua yang baik dan tidak gagal di tengah jalan. Ingat, usia emas yaitu 0-5 tahun, anak-anak lebih butuh berhubungan dan berkomunikasi dengan ayahnya. Ku doakan kau selalu menjadi ayah, suami, dan anak yang baik.❤
Maka, jika aku lupa akan angan dan impian ini, tugasmulah mengingatkannya..

Dari aku,
Teman hidupmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar